8.7.12

-The End.


Jumat malam ini gue pulang cepet.
Jam setengah 7 gue udah absen pulang. Terbilang cepet mengingat biasanya gue pulang di atas jam 8 malam.
Bukan karena ada janji kencan atau bertemu #beibi. Tapi karena malam ini gue mau ke Lampung sama Bapak dan kakak gue, ada nikahan sepupu di sana.

Terakhir gue ke Sumatera beberapa bulan yang lalu. Kemudian dia nyusul gue. Dari situ mulailah semuanya.
Tapi hari ini saat gue akan menuju pulau itu lagi, ceritanya udah ga sama.

Gue jalan kaki menuju perempatan deket kantor.
Ada McDonald's, Starbucks Coffee, Burger King, dan Pizza Hut di sana. Taksi gue melaju. Di depan sana ada Circle K.
Melewati itu semua bikin gue flashback ke beberapa waktu yang lalu.
Saat gue dan #beibi makan siang, makan malam, ngopi2, atau sekedar beli cemilan di sana. Berdua. Gue dan dia.

Hari ini setelah melewati pembicaraan semalam kami memutuskan untuk tidak lagi seperti dulu.
Rasa itu masih ada dan terselip. Namun tak boleh lagi sama.

Dunia boleh tetap tertawa dan berjalan sebagaimana mestinya.
Printer kantor bisa saja ga ngerti apa yang gue rasa,, dia tetap saja ngadat.
Kerjaan pun silahkan saja terus datang.
Tapi apa yang gue rasa dan alami cuman gue yang tau.

Hari ini gue tetap bbm dan twit #beibi seperti biasa. Walaupun bbm itu cuman meninggalkan huruf R yang artinya sudah dibaca tanpa ada balasan.
Sempet ada balasan di twit gue, "yes it's hurt".
walaupun gue tidak membahas masalah itu, entah kenapa tiba2 dia menulis seperti itu.
gue bales twit nya,"but you decide to take this way, dear :) "
gue bbm dia,"hurt.? yes it is. kirain cuman aku aja yang ngerasa" . namun lagi2 meninggalkan huruf R.

Mungkin memang itu caranya untuk membuat gue bisa lepasin dia.
Tapi buat gue, gak gini caranya untuk selesai.

Datang baik2, pergi pun harus baik2.
Ga bisa selesai hanya dengan pembicaraan by phone dari malam hingga subuh menjelang yang dihiasi air mata gue.
Tapi sudahlah, ga bisa gue memaksakan untuk terus sama dia sedangkan dia sudah mau mengakhiri semuanya.

Mari kita lihat apa yang sudah dia kasih ke gue.
Lupakan soal materi.
Mari bicara soal pengalaman dan pelajaran hidup.

Sama dia gue belajar sabar.
Bagaimana menghadapi dia yang mudah tersinggung.
Gue pun mulai menata ucapan saat bersama dia. Walaupun emosi tapi ga boleh bicara dengan nada tinggi.
Harus sopan, mengingat budaya Jawa yang kental mengajarinya seperti itu.
Gue pun belajar menyayangi dan menghargai serta penurut.
Gue gak lagi jadi anak yang rebel dan membantah.
Semua gue lakukan karena gue takut kehilangan dia.
Walaupun gue tau bahwa pada akhirnya gue harus kehilangan dia dan memang ga bisa bersatu.
dan satu lagi yang gue pelajari dari dia.
Sayangi apa yang kamu miliki, karena jika tidak orang lain yang akan menyayangi apa yang kamu miliki.


Bersama dia  pun gue belajar memahami dan menempatkan diri sesuai kapasitas.
darinya gue dapet kasih sayang yang begitu besar. bahkan gue pun gak menyangka ada kasih sayang sebesar itu dari seorang dia, buat gue.

but it's over before it's really begun.
Mungkin dia orang yang tepat buat gue, tapi waktunya aja yang ga tepat.

-The End.
Seperti yang biasa tertulis di akhir film kartun dongeng putri cantik dan pangeran berkuda putih.
Seperti itu pula apa yang sekarang gue dan dia alami.
Bedanya jika di cerita itu berakhir bahagia tapi tidak di gue.

Beib,
Kamu dateng ke saya dan meyakinkan saya namun pada akhirnya kamu yang ragu dan meninggalkan saya.
Kamu yang memberi rasa nyaman dan percaya ke saya tapi justru kamu yang melangkah mundur.
Kamu yang memberikan saya kepercayaan untuk mengambil alih urusanmu tapi pada akhirnya kamu yang mengatur semuanya.

Lihat wajah saya. Lihat mata saya. Hadapi saya.
Katakan kalo memang kamu mau semuanya selesai.

Ah sudahlah...
Kamu ga akan tahan liat air mata saya dan jeleknya wajah saya saat nangis.
Bisa jadi juga kamu ga tahan untuk balik badan dan meninggalkan saya seperti yang kamu lakukan sekarang.
Mungkin kali ini GPS di mobilmu menunjukan kalo kita harus beda arah.

Nomer telfon yang serupa, ulang tahunmu yang berdekatan dengan keluargaku, wajahku yang mirip keluargamu, dan wajahmu yang mirip kakakku bukan pertanda kalau kita jodoh.

Mungkin memang tadinya kita berjodoh.
Namun sayang waktunya yang terlambat. Atau jika kita memang berjodoh, mungkin memang hanya diizinkan sependek ini.?

Saya sayang kamu, ayang.
Tapi saya tau dan yakin apa yang kamu putuskan ini itu juga karena kamu sayang saya.
Karena saya sayang kamu pun makanya saya terima ini.

hhaaa..
Seperti semalam, menutup telefon dan mengakhiri pembicaraan sama kamu aja aku susah.
Aku takut kalo aku tutup telfon maka itu akan jadi yang terakhir.
Sama seperti sekarang. Aku pun susah berenti menulis di bb dalam taksi sambil menahan air mata.

Terima kasih, yank. Untuk semuanya. Senang ada orang yang menyayangi saya seperti kamu menyayangi saya. dan maaf jika saya datang dan merusak apa yang kamu bangun.
Maaf.
Sampai saat ini saya masih yakin bahwa saya bukanlah penyebab. Tapi saya adalah akibat dari apa yang tidak bisa kamu jaga.

Love you, Sayangku.


--CePe--


(tulisan ini di buat dan harusnya di publish Jumat malam, 6 juli 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please do not be hesitate to speak up your mind

 
blog design by suckmylolly.com | Distributed by Deluxe Templates