18.11.13

living cost

(ditulis pada Minggu, 17 Nov)

Membaca judul di atas semoga tidak membuat post gue kali ini terlihat seperti materi financial plan atau artikel ekonomi. Selain buka lulusan ekonomi, gue pun ga begitu ahli dalam mengatur perekonomian diri sendiri.

Santai di Minggu malam dan mengingat2 pengeluaran di bulan November ini membuat gue punya istilah sendiri.
Selain terlalu hedon, gue juga menyebutnya sebagai 'bocor alus'
*ban mobil kali ah bocor alus :p

Betapa gak., pengeluaran kecil kecil kecil namun sering itulah yang bahaya sebenernya. Ga terasa di penghujung bulan begini udah mulai ketar ketir sisa uang tinggal berapa. Ah biasa itu penyakit akhir bulan.

Terlebih lagi saat gue mulai merencanakan di bulan depan gue merencanakan mau ikut kegiatan itu, yang lalu harus diikuti dengan beli ini itu sebagai keperluannya, eh trus keingetan cita2 bulan lalu untuk beli sesuatu belum kesampean juga. Trus muter otak mana yang bisa dihemat atau dipotong biayanya. Lalu pusing sendiri.

Tiba2 teringat oleh pemberitaan beberapa waktu lalu mengenai demo buruh yang menuntut kenaikan upah. Lalu teringat pula perkataan wagub dki yang sempat bicara bahwa standar biaya hidup di kota ini minimal 4.5 juta *CMIIW yaah..
Tapi sebenernya itu pendapat dia pribadi sih., bukan based on riset atau survey.

Lalu gue jadi berpikir sendiri tentang hal ini.
Biaya yang harus gue tanggung tiap bulannya adalah :
1. listrik rumah
2. biaya keperluan rumah (isi kulkas dan segala pembersih)
3. tabungan pribadi
4. pengeluaran pribadi

Yang sebenernya saat point 1,2, dan 3 sudah dilakukan maka sisa di point 4 adalah setengah dari gaji gue. itupun jika gue bisa menghemat di point 2. Point 1 jelas ga bisa ditawar. Sedangkan point 3 tidak mau gue kurangi dari nilai minimum yang gue tetapkan sendiri., sukur2 kalo bisa diatas nilai minimum gue. Tapi kalo point 3 gue tambahkan nilainya maka akan berpengaruh pada point 4.

Sebenernya sih untuk gue yang single, fabulous, and sexy ini take home pay yang gue dapatkan adalah cukup. Tentu saja jika gue tidak harus mengeluarkan biaya di point 1 atau mengeluarkan biaya di point 2 tidak sebanyak yang gue keluarkan saat ini, mungkin nilai akumulasi point 3 gue akan lebih besar dari saat ini. Begitupun biaya yang bisa gue pakai di point 4 pasti akan bertambah nilainya.

Sebenernya ini tuh tentang tambah kurang di 4 pos utama yang ada dimana hasil akhirnya adalah sama : yaitu besaran take home pay gue.
Yang bisa gue mainin adalah pos2 kecil yang ada di point2 utama tadi.
Misalnya di point 1, gue tidak lagi memakai hair dryer 1000 watt gue tiap hari dan amazingly biaya yang gue keluarkan ga sebesar dulu.
di point 2 gue belanja di minimarket yang lebih murah dan tidak terlalu besar. Ingat kata ibu dulu, "kalo belanja di supermarket yang besar itu malah jadinya semua barang terasa perlu sehingga akhirnya semuanya mau dibeli".
di point 3, pada awal bulan gue langsung memasukan nilai minimum gue di pos ini. Jika di akhir bulan ternyata masih ada sisa, maka akan gue masukan juga ke pos ini ditambah dengan nilai minimum di bulan berikutnya.
di point 4 ini yang agak susah. Selalu saja ada pembelaan diri "ah gue kan udah kerja cape2 masa beli barang ini aja ga boleh?masa beli itu aja ga bisa?masa mau makan disana aja pake mikir?buat apa gue kerja?"

Sehingga akhirnya yang sering dikorbankan adalah point 4 sih. Hehehehe.
Namun kadang point 4 itu juga yang sering dibela terlebih dahulu.

Mpfiuh.. Jadi sebenernya mau take home pay berapapun juga tapi kalo kita nya ga bisa ngatur living cost dengan segala biaya yang ada akan susah yaah..

--CePe--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

please do not be hesitate to speak up your mind

 
blog design by suckmylolly.com | Distributed by Deluxe Templates