beberapa tahun belakangan ini saya kenal seseorang.
dia datang dan pergi.
datang.
lalu pergi.
tak lama datang lagi.
sejenak kemudian pergi lagi.
ahh.
entah apa yang membuat dia begitu.
tak tahu pula apa yang membuat saya tetap bertahan dengan keadaan seperti itu.
tak mengerti apa yang membuat kami menjadi seperti ini.
bingung dengan apa yang ada di hati.
hati siapa.?
ia.
saya.
kami.
sampai tadi siang saya mendengar pendapat dari seorang teman yang mengenal kami berdua.
teman itu mengatakan bahwa seseorang yang datang dan pergi tersebut selalu seperti itu.
tak pernah mengakui kehadiran seseorang dalam hidupnya.
sampailah pada satu kesimpulan bahwa sebenarnya ia takut untuk berkomitmen.
komitmen.
hal itu yang selalu didengung2kan di majalah wanita.
sebagian besar --kalo boleh dibilang semua-- majalah tersebut memberikan saran pada para pembacanya untuk menghentikan hubungan dengan laki2 yang takut komitmen.
saya hanya membaca.
tanpa mengerti.
namun sekarang saya mengerti.
--kenapa saya harus selalu menjadi orang tersebut untuk kemudian mengerti apa yang dirasakan.. kenapa saya tidak bisa "put my feet in someone's shoes" untuk mengerti tentang sesuatu..--
komitmen.
menurut definisi saya.,--maaf..saya terlalu malas untuk mencari di kamus atau sekedar click di wikipedia-- adalah semacam perjanjian yang membuat pihak2 yang terlibat menjadi terikat satu sama lain.
perjanjian.
tidak harus 'hitam di atas putih'.
yang penting sama2 sadar peranan masing2.
mungkin itu yang membuat teman saya datang dan pergi.
dia terlalu takut untuk berkomitmen dengan saya.
terlalu takut untuk terlibat dalam suatu perjanjian.
childish.
ya.
kekanak2an.
seorang dewasa seharusnya tidak takut pada komitmen.
karena bagaimanapun., dalam hidup ini kita akan bertemu pada komitmen.
termasuk dengan diri sendiri.
saat search tentang 'commitment' di google --well.,saya juga mau memperkaya tulisan saya dengan sumber2 yang bermutu..-- saya menemukan keyword 'commitment phobia'..
click.
copy.
paste.
"Commitment Phobia can affect almost any part of the person's life, but especially affects how a person feels about becomming involved, or staying involved, in a long term relationship." (www.anxietymatters.com).
involved.long term relationship.relationship.
itu kata2 yang menjadi pusat perhatian saya.
benarkah.?
benarkah relationship dapat menjadi seburuk itu bila sudah dikaitkan pada komitmen.?
benarkah komitmen dapat mempengaruhi relationship.?
ternyata relationship tak seindah itu.
ternyata komitmen tak semudah itu.
saya ulangi lagi kata itu.
"komitmen".
kali ini seperti berkata pada diri saya sendiri.
siapkah saya.?
saya mencoba untuk "put my feet in someone's shoes".
mencoba merasakan apa itu komitmen tanpa harus menjadi orang yang berkomitmen.
saya tertegun
terdiam.
hingga sampai pada satu kesimpulan.
ternyata saya tidak sesiap itu.
ia.
saya.
kami.
sama2 childish.
--CePe--
30.5.09
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
seneng bisa ketemu cepe disini
BalasHapus*selain di facebook*
komit??terlalu jauh untuk bicara tentang itu,,kok kesannya terlalu berat ya?